Senin, 14 Juni 2010

MUI, Organisasi Penuh Kasih Sayang


Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai organisasi keagamaan merupakan organisasi yang penuh kasih dan sayang yang harus mampu membimbing dan mengayomi masyarakat ke jalan yang baik dan benar, dan harus mampu berperan dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah SWT, serta memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan baik kepada pemerintah maupun masyarakat, dalam rangka terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Demikian dikatakan Pj Bupati Pringsewu H.Helmi Machmud saat pengukuhan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pringsewu di pendopo kabupaten setempat, Senin (14/6).

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan, kata Helmi Machmud, MUI diharapkan bisa menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan juga antara umat dan pemerintah guna mensukseskan program pembangunan nasional yang sedang berjalan.

“ MUI harus berperan dalam meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik, sehingga apa yang disebut sebagai masyarakat yang madani dapat tercapai khususnya di Kabupaten Pringsewu,” katanya.

Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zuama dan cendekiawan muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, lanjut Pj Bupati Helmi Machmud, MUI adalah gerakan masyarakat.

“Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian. Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian, dalam arti tidak tergantung dan terpengaruh kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi,” ujarnya.

Kemandirian Majelis Ulama Indonesia, sambung Helmi Machmud, tidak berarti menghalanginya untuk menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing serta tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi Majelis Ulama Indonesia.

“Hubungan dan kerjasama itu menunjukkan kesadaran Majelis Ulama Indonesia bahwa organisasi ini hidup dalam tatanan kehidupan bangsa yang sangat beragam, dan menjadi bagian utuh dari tatanan tersebut yang harus hidup berdampingan dan bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Sikap Majelis Ulama Indonesia inilah yang menjadi salah satu ikhtiar mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin atau Rahmat bagi Seluruh Alam,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua MUI Provinsi Lampung H.Mawardi dalam sambutannya meminta MUI Kabupaten Pringsewu dapat mengayomi semua ormas Islam yang ada di Pringsewu.

“Salah satu tugas MUI adalah menyatukan pola pikir, serta diharapkan menjadi perekat umat, sekaligus penyejuk, penenang dan penentram umat,” pintanya.

MUI Kabupaten Pringsewu, ujarnya, bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu diharapkan dapat membina umat Islam di Pringsewu dengan baik.
Hadir dalam pengukuhan yang menempatkan KH.Yahya Toheri sebagai Ketua MUI Kabupaten Pringsewu periode 2009-2014, Sekkab Pringsewu H.Zulkifli Maliki, Asisten I Bidang Pemerintahan Setkab Pringsewu H.Firman Muntako, Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu Budi Cipto Utomo, serta para tokoh agama dan masyarakat setempat. (*)